DOMPU, MATITINEWS.COM – Masalah kesehatan serius yang harus diwaspadai ketika memasuki musim hujan seperti ini adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) karena, prevalensinya cukup tinggi dan mengakibatkan kejadian luar biasa (KLB). Kabupaten Dompu, sejak tahun 2005 hingga hari ini masih melekat status KLB DBD.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Omiyati Fatimah S.Sos, M.Ph kepada wartawan mengaku tengah mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam mengimplementasikan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dengan menunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik di rumah masing-masing.
“Kita berharap dengan adanya Jumantik di tiap Desa akan mampu mengedukasi semua warga agar melakukan langkah antisipasi ketika memasuki musim hujan seperti ini. Dengan begitu kita bisa mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus DBD di tahun 2024 ini,” jelasnya.
Menurut Omiyati, Fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD. Namun faktanya tindakan ini hanya membunuh nyamuk dewasa saja tidak untuk larva, telur, ataupun jentik nyamuk, selanjutnya telur, larva atau jentik akan berkembang menjadi nyamuk dewasa.
“Fogging memang bisa dilakukan untuk pengendalian penularan DBD, namun harus dibarengi dengan tindakan lain karena tindakan ini hanya efektif pada nyamuk dewasa,” urai Omiyati. “Fogging akan tetap dilakukan terutama pada saat ditemukan kasus DBD dan atas rekomendasi hasil penyelidikan epidemiologi (PE),” tambahnya.
Dia juga mengingatkan bahwa dalam pengendalian DBD supaya lebih memperioritasakan dan mengutamakan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN (vektor DBD) secara rutin. “Karena fogging bukan menjadi pilihan pertama dalam pengendalian DBD dan kegiatan PSN selalu ditingkatkan dengan melibatkan warga secara aktif,” pungkas Omiyati. (Ihsan/ad)