Oleh : Zainal Arifin — (Direktur Lembaga Pengusung Aspirasi Masyarakat (GAPURAMAS))
Sering disalah artikan tentang “Gender”. Gender bukan jenis kelamin dan juga bukan perempuan. Gender merupakan sebuah konstruksi social tentang laki-laki dan perempuan dalam berperan. Pada dasarnya semua manusia baik laki-laki maupun perempuan memiliki kewajiban dan hak sesuai dengan kodratnya, baik kewajiban sebagai hamba Allah maupun kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat dan menjalankan amanah tugas sekaligus tanggungjawab dalam pemerintahan maupun non pemerintahan.
Tidak jarang terdengar pelabelan terhadap perempuan “Perempuan kaum lemah, perempuan tidak bisa dilepas sendiri, perempuan tidak bisa memegang posisi jabatan yang terlalu berat dan tinggi, perempuan sebaiknya hanya mengurus Rumah Tangga”.
Ini benar,…. Tetapi belum tentu semuanya benar,… pertanyaan pentingnya adalah : Apa dan mana buktinya kalau perempuan seperti hal yang dilabelkan tersebut? Apakah semua perempuan lemah ? Apakah semua perempuan tidak bisa memegang posisi pekerjaan yang berat dan jabatan tinggi ?
Indonesia tercinta pernah memiliki Seorang presiden dari Kaum Perempuan (Ibu Megawati Soekarno Putri), Indonesia memiliki Perempuan hebat di mata dunia yang pernah menduduki jabatan penting dalam organisasi World Bank (Ibu Sri Mulyani Indrawati) dan banyak lagi perempuan-perempuan di Indonesia yang telah menunjukan bahwa mereka tidak lemah, mereka mampu berperan setara bahkan lebih dari kaum laki-laki.
Sekarang kita lihat di Kabupaten Dompu,………… Jabatan menengah ke bawah (Eselon III, Eselon IV) sampai pada posisi Staf termasuk tenaga honorer diduduki oleh perempuan dengan jumlah yang cukup banyak (kita cek data di BKD), sementara jabatan yang lebih tinggi (Eselon II dan Eselon I) hampir tidak tercetak nama perempuan.
Posisi perempuan pada jabatan eselon II di Pemkab Dompu, sampai tulisan ini diterbitkan hanya 3 orang dari sejumlah 42 posisi,…. Ini berarti hanya 7,1% perempuan yang berada pada posisi tersebut. Ini salahsatu bukti atas PELABELAN yang tertuang diatas,…. Apakah hanya segelintir perempuan di Kabupaten Dompu yang bisa berbuat, berperan sebagaimana kaum laki-laki dalam memimpin Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ?
Diyakini bahwa masih sangat banyak perempuan di Kabupaten Dompu yang memiliki kemampuan setara dengan kaum laki-laki bahkan lebih dalam memimpin suatu organissi pemerintahan selevel Eselon II.
Ada dugaan bahwa pemerintah dan juga pihak lain yang berkompeten masih kurang membuka peluang dan kesempatan bagi perempuan untuk menunjukan kemampuannya (kapasitas dan kapabilitsnya) dalam memimpin sebuah OPD.
Saatnya sekarang membuka peluang bagi kaum perempuan di Dompu untuk berbuat lebih banyak dengan posisi strategis untuk membangun Dompu yang Religius dengan payung kepemimpan Bupati dan Wakil Bupati tercinta Kader Jaelani dan Syahrul Parsan (AKJ – SYAH),….. Dompu Berprespektif Gender akan menjadi factor pendukung yang kuat dalam membangun kemitraan dengan pihak lain,………..
Tertitip harapan kepada pemimpin daerah tercinta Bupati dan Wakil Bupati Dompu Kader Jaelani dan Syahrul Parsan, semoga dapat membuka ruang dan kesempatan bagi kaum perempuan dalam membangun Daerah dan masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu tercinta ini, yang tentu saja dengan memperhatikan dan memertimbangkan Kapasitas dan Kapabilitasnya masing-masing.