DOMPU – Banyak Cara yang diterapkan oleh berbagai pihak dalam mewujudkan program lima (5) pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), misalnya yang dipraktekkan oleh Puskesmas Kempo dalam mengenakan biaya pengobatan kepada warga yang berkunjung untuk berobat. “Kami membolehkan warga untuk membayar biaya pengobatan dengan sampah plastic”. Ungkap Faisal SKM, Kepala Puskesmas Kempo, Kabupaten Dompu.
Kepada wartawan Faisal menjelaskan, sejak berdiri dan aktifnya Bank Sampah Plastik membuat kesepahaman dalam bentuk MoU dengan pihak Puskesmas terutama dalam jasa pelayanan kesehatan warga. Karenanya setiap pengunjung Puskesmas yang menjadi nasabah Bank Sampah hanya memperlihatkan sticker yang diterbitkan oleh Bank Sampah kepada petugas loket di Puskesmas.
Untuk proses pembayaran pasien tadi lanjut Faisal, Bank Sampah akan berpedoman pada laporan petugas loket dari Puskesmas yang disampaikan pada setiap akhir bulan. “Sesuai banyaknya jumlah pasien yang bawa sticker Bank Sampah sebesar itulah yang akan dibayarkan oleh Bank Sampah ke Puskesmas”, urai Kepala Puskesmas.
Daya ungkit akan kehadiran Bank Sampah ini rupanya sangat besar pengaruhnya pada perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah plastic, buktinya selama ini bisa ditemukan sampah palstik berserakan hingga di jalan raya kini sudah semakin sulit mendapatkan botol – botol dan gelas plastic di Kecamatan Kempo.
Faisal mengakui bahwa hingga saat ini hanya dua Desa yang sudah dideklarasi berstatus STBM yakni, Desa Kempo dan Desa So Nggaja. Namun dalam waktu dekat sedikitnya akan dideklarasi empat Desa berstatus STBM diantaranya, Desa Ta’A, Desa Konte, Tolo Kalo dan Doro Kobo.
Menurut Faisal, banyak sekali perubahan perilaku masyarakat yang ditemukan dengan adanya Bank Sampah yakni, para petani yang biasanya membuang begitu saja botol – botol obat pertanian yang digunakan di lahan pertanian mereka, kini mereka simpan dan mengumpulkannya untuk ditabung ke Bank Sampah.
Kendati masih ada banyak ditemukan sampah plastic di Kecamatan Kempo, akan tetapi sudah sangat sulit untuk menemukan sampah plastic berupa botol dan gelas air minum berserakan di sembarang tempat. “diperkirakan 70 persen masyarakat Kecamatan Kempo kini menabung sampah plastic”, jelas Kepala Puskesmas Kempo (Idin)