DOMPU, MATITINEWS.COM – Terobosan yang dilakukan oleh Taufik, Kepala Desa (Kades) Doro Kobo Kecamatan Kempo menjadi contoh yang layak ditiru bagi seluruh Kades mana pun di tanah air, terutama Kades di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal mana sebagian dari Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD) penggunaannya diarahkan untuk menekan angka kematian Ibu dan angka Kematian Anak di Desanya.
Taufik, kepada sejumlah wartawan menjelaskan, dalam perencanaan pembangunan di Desa Doro Kobo telah ditetapkan sejumlah mata anggaran yang tidak sedikit nilainya untuk menangulangi masalah kesehatan ibu dan anak.
Anggaran dimaksud, dijadikan reward bagi setiap ibu hamil yang secara rutin memeriksakan kesehatan kandungannya pada bidan Desa atau tim medis lainnya. Bahkan dengan lantangnya Taufik mengkampanyekan agar setiap ibu hamil agar tidak melahirkan di dukun tapi harus melahirkan di Bidan. “Mereka boleh melahirkan di dukun beranak akan tetapi harus didampingi oleh Bidan”, tegas Kades Doro Kobo.
Untuk melepas kebiasaan melahirkan di dukun beranak, Taufik menyiapkan hadiah uang tunai senilai Rp 700.000 (Tujuh Ratus Ribu Rupiah) buat para ibu hamil guna memeriksakan kesehatan mereka di bidan dan Pos Yandu maupun Puskesmas dan medis lainnya.
Menurut Taufik, program yang digelindingkan oleh Desa Doro Kobo, tidak hanya menekan angka kematian ibu dan anak akan tetapi sekaligus mencegah lahirnya bayi stunting. “Alhamdulillah, sejak program ini digulirkan, tidak ada lagi kematian ibu melahirkan dan bayi di Desa kami”, ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Hj. Iris Juita Kastianti sangat mengapresiasi ide cemerlang yang dituangkan Kades Doro Kobo melalui program Pembangunan di Desanya. Untuk itu dia terus mendorong agar pemerintahan di tingkat Desa mampu berinovasi dengan Dana Desa mereka guna meningkatkan pembangunan di sector Kesehatan, terutama dalam mencegah terjadinya kematian ibu dan anak.
“Berdasarkan data yang ada, secara berturut terjadi penurunan angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Dompu, dimana tahun 2019 tercatat sebanyak 4 kasus turun 1 kasus tahun 2020 menjadi 3 kasus kematian, sementara di tahun 2021 hingga januari hanya ada 2 kasus”, ungkap Kepala Dikes Dompu. (Idin/adv).