MATARAM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memberikan dukungan kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar mandiri dan menjadi penggerak perekonomian di NTB.

Gubernur NTB DR. Zulkiflimansyah menegaskan bahwa, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi bagi NTB terlebih dalam menghadapi kondisi daerah yang dilanda pandemic Covid-19. Karenanya dia meminta agar Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) kiranya dapat membantu dalam penguatan modal kepada para pelaku UMKM di daerah ini.
“kita semua berharap agar UMKM di NTB semakin menggeliat dan menjadi penggerak ekonomi masyarakat”, ungkap Gubernur ketika menyambut rombongan LPDB dan KUMKM (Menkop dan UMKM) RI, Rabu 24/02.
Dia meminta agar LPDB dan KUMKM dapat lebih serius dan segera mensukseskan pemenuhan modal usaha untuk koperasi-koperasi di wilayah NTB. Sehingga dengan begitu lanjut Gubernur, modal mereka pelaku UMKM dapat dibantu.
“saya minta agar Koperasi Syariah dan Koperasi yang Produk-produk dari anggotanya, memiliki nilai khusus, unggul dan secara administrasi baik, supaya dapat segera diberikan bantuan modal”, tegasnya
Direktur Utama LPDB dan KUMKM, Supomo mengatakan, kunjungan mereka ke Provinsi NTB ini adalah dalam rangka mensinergikan juga mengkolaborasikan program pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Katanya, perhatian Gubernur NTB sudah sejalan dengan konsentrasi LPDB untuk menumbuhkembangkan UMKM. Karenanya lanjut Supomo, LPDB akan memberikan kemudahan dana bergulir dimaksud. “Kami siap membantu dalam pembiayaan KUMKM di wilayah NTB,” tegasnya.
Dari hasil pembicaraan dengan Gubernur, Dirut LPDB KUMKM berharap agar pada tahap awal akan ada 10 koperasi syariah dan konvensional sebagai proyek percontohan di NTB. “Koperasi yang akan kami bantu haruslah koperasi yang sehat adminstrasinya”, ungkap Supomo seraya menjelaskan bahwa maksimal pinjaman yang dapat diberikan oleh LPDB KMUKM hanya Rp 250 juta. “Akan ada tim yang menganalisa kelayakan usaha dan sebagainya”, tambahnya.
Tentang besaran bunga pengembalian pembiayaan, Supomo berpandangan bahwa nilainya masih tidak memberatkan koperasi dan UMKM, dimana jenis koperasi simpan pinjam besarnya hanya 7%, dan untuk koperasi sektor riil 5%, dan akan terus menurun setiap tahun. (Idin)