DOMPU – Pemerintah Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengkampanyekan rencana pemerintah tentang pemberian vaksin antivirus Covid-19. Masyarakat diberi pemahaman tentang bagaimana mekanisme vaksin dilaksanakan. “Selain vaksin itu sendiri aman, vaksin juga dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ahli di bidangnya”, ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Hj. Iris Juita Kastianti SKM, M. MKes.
Menurutnya, setiap kali dilakukan penyuntikan vaksin terhadap setiap sasaran, petugas tentu saja akan mengikuti standar operasional prosedur (SOP) sebagaimana ketentuan yang berlaku. Petugas Vaksin tidak akan langsung menyuntik sasaran dengan vaksin akan tetapi sesuai tahapannya maka dilakukan pemeriksaan awal terkait kesehatan sasaran.
Menurut Hj. Iris, ada ketentuan yang harus dipatuhi dalam pemberian vaksin Covid-19 dimana tidak bisa diberikan vaksin antivirus Covid-19 kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun, wanita hamil, orang yang memiliki riwayat alergi parah, serta orang yang mengalami kondisi penurunan imun seperti menjalani kemoterapi dan transplantasi organ.
“Apabila sasaran yang hendak divaksin ternyata kondisi fisiknya sedang tidak sehat atau tengah mengalami atau mempunyai riwayat penyakit jantung, asma dan penyakit lain, tentunya belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19”, ungkap Kepala Dikes Dompu.
Pada prinsipnya, proses pemberian vaksin covid-19 sama dengan proses penyuntikan vaksin-vaksin lainnya. Tidak akan diberikan apabila sasaran dalam keadaan sakit. Selain itu, petugas vaksin pun adalah kader yang sudah memperoleh pelatihan dan pembekalan khusus tentang mekanisme pemberian vaksin.
Untuk meminimalisir keraguan masyarakat terhadap pemberian vaksin antivirus Covid-19 ini, Kepala Dikes atas nama pemerintah Kabupaten Dompu berjanji untuk semakin memaksimalkan sosialisasi di tengnah masyarakat tentang pentingnya vaksin antivirus Covid-19.
Kepala Dikes menekankan vaksin bahwa, vaksin yang akan diberikan kepada seluruh masyarakat ini sudah diuji secara klinis dan dinyatakan aman untuk diberikan kepada mannusia. “untuk membuktikan amannya vaksin tersebut maka, para tenaga kesehatan akan lebih awal divaksin”, tukas Hj. Iris. (Ju/adv)