DOMPU, MATITINEWS.COM – Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya. Ungkapan seperti itu pantas untuk disematkan kepada Pemerintah Kabupaten Dompu yang terus berupaya menjelaskan kapada setiap generasi penerus untuk memahami perjalanan sejarah berdirinya Kabupaten Dompu.
Seperti apa sejarah lahirnya Bumi Nggahi Rawi Pahu terungkap dalam Çatalan singkat yang dibacakan oleh Sekda Dompu Gatot Gunawan Perantauan Putra SKM, MMKes pada upacara peringatan Hari Lahir Kabupaten Dompu 11 April 2022.
Sejarah perjalanan panjang berdirinya Pemerintahan di Kabupaten Dompu dimulai dari Sistem Pemerintahan berbentuk Kerajaan, Kesultanan, Swapraja hingga Daerah Swatantra Tingkat II kemudian menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu.
Semula Kabupaten Dompu merupakan Daerah Swapraja Tingkat II bagian dari Provinsi Sunda Kecil. Setelah pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia yang mengalami beberapa kali proses perubahan sistem ketatanegaraan pasca proklamasi kemerdekaan RI, kemudian terbentuklah daerah Swatantra tingkat II Dompu, yang setelahnya secara resmi mendapat status sebagai Daerah Swapraja sejak tanggal 12 September 1947.
Selanjutnya pada tahun 1958 diangkat Sultan Dompu terakhir yaitu Sultan Muhammad Siradjudin sebagai kepala daerah Swapraja Dompu, kala itu berubah status menjadi daerah Swantantra tingkat II Dompu dengan Bupati Kepala Daerah yakni Sultan Dompu Muhammad Sirajudin dengan masa jabatan 1958 – 1960.
Setelah berstatus menjadi Daerah tingkat II, pada tahun 1960 hingga 1966 kepemimpinan di Bumi Nggahi Rawi Pahu berada di tangan Bupati H. Abdurrahman Mahmud. Hingga pada tahun 1967 Kabupaten Dompu dipimpin oleh pejabat sementara Bupati yakni I Gusti Ngurah.
Kemudian secara berturut tiga periode Kabupaten Dompu dipimpin oleh anggota TNI yakni Letkol H. Suwarno Atmojo dari tahun 1967 hingga 1979 dan Letkol H. Heru Sugiyo periode 1979 – 1984
Kepemimpinan di Kabuaten Dompu beralih ke sipil yakni ketika putra daerah yakni Drs. H. Yakub MT periode 1984 – 1989 disusul Drs. H. Umar Yusuf 1989 – 1994 yang selanjutnya dipercayakan kepada Drs. H. Hidayat Ali masa jabatan 1994 hingga 1999.
Dengan bergulirnya era reformasi, Kabupaten Dompu ikut berubah status menjadi daerah otonomi sampai sekarang. Dengan berakhirnya masa jabatan Drs. H. Hidayat Ali, kepemimpinan di Kabupaten Dompu dipercayakan kepada H. Lalu Djafar Suryadi sebagai pejabat Bupati sementara yakni antara tahun 1999 – 2000.
Pjs Bupati HL. Djafar Suryadi berhasil mengemban tugasnya menngantarkan maasyarakat Dompu untuk memilih Bupati definitif melalui perwakilan di DPRD. Dimana pada Pebruari 2000 DPRD Kabupaten Dompu berhasil menetapkan H. Abubakar Ahmad SH sebagai Bupati periode tahun 2000 – 2005.
Ketika masa jabatan Bupati Dompu H. Abubakar Ahmad SH berakhir pada 23 Maret 2005, pemerintah kemudian mempercayakan drh. H. Abdul Muthalib sebagai pejabat sementara Bupati. Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTB ini berhasil mengantarkan Kabupaten Dompu menuju pemilihan Bupati secara langsung oleh Rakyat. Sehingga pada 09 Agustus 2005 periode kedua H. Abubakar Ahmad SH yang berpasangan dengan Drs. H. Syaifurrahman Salman dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati.
Sejarah terus dituliskan, pada bulan Juli 2007 Bupati H. Abubakar Ahmad SH meletakan jabatannya sebagai Bupati Dompu yang selanjutnya tanggal 31 Juli 2007, H. Syaifurrahman Salman SE dilantik sebagai Bupati Dompu menggantikan H. Abubakar Ahmad SH, hingga akhir masa jabatannya Agustus 2010.
Untuk menyukseskan pemilihan kepala daerah (Pilkada) kedua, Pemerintah kemudian mengirim H. Nasibun SH sebagai pejabat sementara Bupati Dompu, yang kemudian 18 Oktober 2010 dilantik pasangan Drs. H. Bambang M. Yasin dan Ir. H. Syamsuddin H.M.Yasin sebagai Bupati dan Wakil Bupati Dompu periode 2010 – 2015.
Ketika pilkada serentak yang dilaksanakan pada 09 Desember 2015 pasangan Bupati dan Wakil Bupati H. Bambang M.Yasin – Arifuddin SH menjadi pemenang Pilkada kemudian dilantik tanggal 17 Februari 2016 sebagai Bupati Dompu periode 2016–2021.
Guna menjaga kekosongan kepemimpinan di Kabupaten Dompu, pada 17 Februari hingga 01 Maret 2021 melalui surat perintah tugas Gubernur NTB nomor 100/59/2021 secara resmi menunjuk Drs. H. Muhibuddin M.Si sebagai pelaksana harian Bupati Dompu.
Hari ini menjadi Bupati dan Wakil Bupati Dompu periode 2021 – 2026 adalah Kader Jaelani – Syahrul Parsan yang dilantik dan diambil sumpah jabatannya oleh Gubernur NTB pada tanggal 26 Februari 2021 setelah memenangkan Pilkada 09 Desember 2020.
Penetapan hari Jadi Kabupaten Dompu pernah diupayakan pada masa kepemimpinan Bupati Drs. H. Umar Yusuf namun, akhirnya berhasil ditetapkan dalam berbagai penelitian dan kajian sejarah yang dilakukan oleh tim bersama DPRD Kabupaten Dompu di masa Bupati H. Abubakar Ahmad SH.
Keterlibatan guru besar Sejarah IKIP Bandung Prof. DR. Helyus Syamsuddin Ph.D., yang ikut melakukan penelitian dan pengkajian maupun penelusuran tentang sejarah Dompu, akhirnya hari jadi Dompu ditetapkan melalui Keputusan DPRD Kabupaten Dompu yang dituangkan menjadi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 18 tanggal 19 Juni 2004, bahwa hari jadi Kabupaten Dompu jatuh pada hari Selasa 11 April 1815 bertepatan dengan 1 Jumadil Awal 1230 Hijriyah.
Penetapan ini berkaitan juga dengan fenomena alam yakni meletusnya gunung tertinggi di Pulau Sumbawa, Gunung Tambora. Disebutkan bahwa pada persistia alam di tahun 1815 terdapat tiga kerajaan di sekitar gunung Tambora yang musnah terdampak letusan yakni, Kerajaan Pekat, Sanggar dan Tambora.
Hasil penelitian itu menyebutkan, sekian tahun setelah peristiwa letusan dahsyat gunung Tambora, Kerajaan Pekat dan Tambora bergabung dan membangun kekuatan bersama Kesultanan Dompu. Adapun Kerajaan Sanggar Begabung dengan wilayah Kesultanan Bima.
Sejak penetapan tersebut, setiap tanggal 11 April Pemerintah dan seluruh masyarakat merayakannya sebagai hari lahir Kabupaten Dompu. Berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga menjadi warga Dompu diselenggarakan.
Penetapan hari Jadi Kabupaten Dompu yang hari ini dirayakan oleh seluruh masyarakat dan Pemerintah adalah perjalanan panjang sejarah yang pernah diupayakan pada masa kepemimpinan Bupati Drs. H. Umar Yusuf.
Ikhtiar untuk menentukan hari lahir Kabupaten Dompu kemudian berlanjut dan akhirnya berhasil ditetapkan dalam berbagai penelitian dan kajian sejarah yang dilakukan oleh tim yang dibentuk bersama DPRD Kabupaten Dompu di masa Bupati H. Abubakar Ahmad SH.
Keterlibatan guru besar Sejarah IKIP Bandung Prof. DR. Helyus Syamsuddin Ph.D. yang ikut melakukan penelitian dan pengkajian maupun penelusuran tentang sejarah Dompu, akhirnya hari jadi Dompu ditetapkan melalui Keputusan DPRD Kabupaten Dompu yang dituangkan menjadi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 18 tanggal 19 Juni 2004, bahwa hari jadi Kabupaten Dompu adalah pada hari Selasa 11 April 1815 bertepatan dengan 1 Jumadil Awal 1230 Hijriyah.
Penetapan ini berkaitan juga dengan fenomena alam yakni meletusnya gunung tertinggi di Pulau Sumbawa, Gunung Tambora. Disebutkan bahwa pada persistia alam di tahun 1815 terdapat tiga kerajaan di sekitar gunung Tambora yang musnah terdampak letusan yakni, Kerajaan Pekat, Sanggar dan Tambora.
Hasil penelitian itu menyebutkan, sekian tahun setelah peristiwa letusan dahsyat gunung Tambora, Kerajaan Pekat dan Tambora bergabung dan membangun kekuatan bersama Kesultanan Dompu. Adapun Kerajaan Sanggar Begabung dengan wilayah Kesultanan Bima.
Sejak penetapan tersebut, setiap tanggal 11 April Pemerintah dan seluruh masyarakat merayakannya sebagai hari lahir Kabupaten Dompu. Berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga menjadi warga Dompu diselenggarakan.
“Hari ini Senin 11 April 2022, seluruh elemen pemerintah dan masyarakat Kabupaten Dompu melaksanakan Upacara untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Dompu ke-207 tahun, yang dirangkaikan dengan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk diantaranya adalah menziarahi Makam pahlawan Dompu yakni, Sultan Manuru Kupa atau Sultan Muhammad Tajul Arifin Sirajudin yang dikisahkan sebagai Sultan yang dibuang ke Kupang karena menolak kebijakan Kolonial Belanda”, ungkap Sekda. (Idin/$)