DOMPU, MATITINEWS.COM – Kian merebaknya kasus positif Covid-19 di kalangan masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), membuat Pemerintah yang berkuasa mengambil kebijakan preventif untuk menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di semua tingkatan Sekolah.
Pengganti KBM tatap muka, Pemerintah menyarankan untuk dilakukan KBM secara online atau daring di rumah sesuai dengan teknis dan ketentuan yang berlaku sampai dengan adanya pemberitahuan lebih lanjut dari Ketua SATGAS Covid-19 Kabupaten Dompu.
Kebijakan tersebut ditandai dengan Surat Edaran (SE) Bupati Dompu Kader Jaelani Nomor : 360/323/BPBD/VII/2021, tertanggal 14 Juli 2021 tentang Pemberhentian sementara kegiatan pembelajaran tatap muka tahun pelajaran 2021/ 2022 di masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Dompu.
SE Bupati Dompu yang menghentikan KBM tatap muka ini, berpijak pada Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Selain itu Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Carona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Virus Disease 2019.
Juga berpedoman pada Surat Edaran Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 80/07/Kum/Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Surat Edaran Nomor 360/305/BPBD/VII/2021.
Ada beberapa pertimbangan Pemkab Dompu sehingga KBM tatap muka ini dihentikan sementara, meskipun para siswa ini baru sempat dua hari menikmati KBM tatap muka yakni, akibat Covid Varian DELTA yang sudah masuk di wilayah NTB dan semakin melonjaknya kasus terkonfirmasi positif covid-19 yang juga mengakibatkan kematian di Dompu dalam dua pekan terakhir.
SE ini selain dipengaruhi oleh banyaknya tenaga kesehatan (Nakes) yang terpapar covid-19 yang berdampak pada penutupan sementara beberapa puskesmas, juga karena hendak menyelamatkan semua warga satuan pendidikan dari serangan Covid-19.
Merespon kebijakan Pemerintah tentang KBM daring ini, sejumlah protes mengalir ke meja redaksi MATITINEWS.COM salah diantara mereka adalah ibu rumah tangga atas nama Yuni yang merasa sangat dirugikan karena menurutnya KBM daring tidak memberi dampak positif pada perkembangan Pendidikan siswa.
Yuni meminta, agar pemerintah terutama Dinas Pendidikan membuat formula yang tepat agar siswa tetap merasa bahwa mereka tidak sedang belajar daring. “mungkin dibuat ketentuan oleh Dinas agar ada guru yang melakukan pengawasan ke tiap rumah siswa. Mungkin mereka belajar kelompok yang diawasi oleh satu orang guru, tentu saja dengan disiplin prokes”, ujarnya
Rupanya Yuni sedikit kecewa karena sudah mengeluarkan biaya yang menurutnya tidak sedikit untuk menyekolahkan anaknya, namun yang diperoleh hanya KBM daring. “Saya paham ini pandemic, tapi Pemerintah tidak boleh hanya menawarkan solusi KBM daring saja”, tukasnya. (Sri)