MATARAM – Ketua Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj Niken Zulkieflimansyah mengaku mendapatkan dukungan secara penuh dari Dekranas agar kerajinan home decor di NTB mampu dikirim ke pasar Eropa. Karenan, potensi industri kreatif daerah ini sudah dikenal di berbagai negara di dunia.
Yang dibutuhkan selanjutnya adalah pembinaan rutin kepada pengnrajin agar konsistens mengembangkan daya saing juga peningkatan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi digital. “Hal tersebut merupakan sebuah persiapan dan strategi untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai destinasi wisata bertaraf international”, ungkapnya
Dalam rapat kerja Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) secara virtual yang diikuti Ketua Dekranasda NTB Hj Niken Saptarini Widyawati bersama empat perwakilan daerah lainnya, Rabu (03/03) disebutkan perlunya penguatan daya saing bagi perajin sekitar Mandalika dan Lombok Tengah untuk mewujudkan eksport kerajinan home decor ke kawasan Eropa.
Hal ini katanya, harus mulai dilakukan dari pelatihan wirausaha, bantuan internet, perluasan pasar kerajinan sampai dengan penguatan kompetensi literasi digital untuk toko online yang bermitra dengan Tokopedia dan marketplace global lain juga Padi (Pasar Digital) besutan Dekranas sendiri sebagai ruang pameran virtual produk kerajinan.
Penting untuk dilakukan juga lanjut Ketua Dekransda NTB adalah, membangun program business export couching untuk ekspor kerajinan home decor berbahan baku alam. Karena direncanakan produk kerajinan ini akan dieksport ke Eropa dan harus siap untuk dilakukan secara masif sepanjang tahun ini sampai 2024.
Katanya, kerajinan berbasis natural fiber dan small furniture ini kian diminati di Eropa, sehingga diproyeksikan akan ada ekspor barang ini ke Eropa sebesar 22 juta euro. Adapun sasaran pasar yakni, menengah ke atas, sedangkan pangsa pasar menengah ke bawah telah diisi produk Cina dan Vietnam.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal Dekranas, Gati Wibawaningsih mengatakan, Indonesia bisa saja membuat apa saja yang berkwalitas, hanya saja masih kurang dalam hal branding. Selain itu banyak yang belum memanfaatkan teknologi industri untuk efisiensi. “Untuk itu diperlukan couching bagi IKM yang lolos kualifikasi. Saat ini ada 60 IKM yang siap melakukan ekspor”, ujarnya.
Menghadapi kenyataan ini Gati Wibawaningsih meminta Dekranasda benar benar melakukan kurasi hasil kerajinan ini dan menyeleksi pengrajin yang siap dibina untuk pasar ekspor. “Indonesia mendapatkan peluang yang sangat besar di pasar Eropa untuk memasarkan kerajinan home décor. Tapi syaratnya harus kontinuitas, kuantitas dan kwalitas produknya harus tetap terjaga.
Melalui agenda rakernas dan ulang tahun Dekranas ke 41, Ketua Umum Dekranas Wuri Ma’ruf Amin didampingi Ketua Harian Tri Tito Karnavian selain melantik Ketua Dekranasda Aceh, Sumbar, Sultra, Kaltara, Bengkulu dan Kepri, agenda rakernas 3 – 4 Maret juga memberikan kesempatan pemaparan bagi ketua Dekranasda di lima destinasi wisata super prioritas yakni yang berkaitan dengan strategi menghidupkan lagi pariwisata sekaligus membangkitkan ekonomi perajin di tengah pandemi Covid 19. (Idin)