DOMPU, MATITINEWS.COM – Sejak diumumkan pada hari Senin 08 – 09/07/2024, tentang Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musyorkablub) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Dompu, ternyata yang sudah datang mendaftar di Sekretariat Panitia Musyorkablub baru satu orang yakni, atas nama Kisman Pangeran SH.
Informasi yang beredar di sekitar Gedung KONI Kabupaten Dompu, akan hadir sejumlah peserta dari luar tubuh KONI untuk mendaftar diri. Namun bakal calon lain yang sudah mengambil formulir pendaftaran hanya Plt Ketua KONI Iwan Ermansyah, kendati sampai saat ini belum mengembalikan formulirnya ke Panifia Musyorkablub yang dikomandani Jhon Edison.
Kisman Pangeran yang ditemui wartawan usai mendaftarkan dirinya sebagai bakal Calon Ketua KONI Kabupaten Dompu periode 2022 – 2026, Rabu 10/07 mengakui membawa misi menuju pembaharuan guna meningkatkan peran KONI dalam mewujudkan olahraga prestasi di Kabupaten Dompu. “Minimal lebih awal kita akan merubah pola kerja di lingkungan KONI baik dari sisi internal maupun eksternal,” tegasnya.
Ketika nanti dia dipercayakan untuk memenej KONI Dompu, maka hal selanjutnya yang akan dilakukan adalah mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat Dompu agar meminimalisir kegiatan yang tidak melahirkan bibit-bibit atlit baru. “misalnya Mini soccer, akan dievaluasi kegiatan mini soccer ini terutama tentang outputnya. Kita punya banyak anak-anak di seluruh Desa yang tentu saja bisa dilatih menjadi Ronaldo dan Lional Mesi. Kenapa tidak ?,” ujar Advokat muda yang juga menjadi Ketua Sahabat AKJ dalam pemenangan pasangan AKJ SYAH di Pilkada Dompu November 2024.
Dia juga menyadari bahwa mempertahankan prestasi yang sudah diraih oleh KONI Dompu selama ini menjadi pekerjaan besar yang harus ditunaikannya manakala nanti dipercaya untuk mengkomandani KONI Dompu 2022 – 2026.
Karenanya ke depan dia menginginkan agar KONI Dompu bisa menggelar event tingkat Kabupaten sebagai wahana untuk mencetak dan mengasah atlit berprestasi milik Kabupaten Dompu yang tentu saja akan mengharumkan nama Dompu di berbagai event baik tingkat regional maupun event bertaraf nasional maupun internasional.
“Saya teringat dengan gelaran Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) yang pernah dihelat di berbagai Sekolah. Dulu Sekolah menjadi rahim lahirnya para atlit. “Saya kira perlu dilakukan komunikasi dengan Pemerintah terutama Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora) sehingga setiap kali ada event, kita tidak lagi mencari atlit dengan cara instant atau membeli atlit dari daerah lain,” pungkasnya. (Idin)