DOMPU, MATITINEWS.COM – Tidak pernah tersirat sedikit pun di benak Nur Imamah mahasiswa Universitas Mataram (Unram), Yuyun siswa kelas 2 SMA 1 Dompu dan Muhammad Rizky bahwa pagi hingga siang Jum.at 27/12 kemarin adalah pertemuannya yang terakhir dengan sang ayah M. Saleh, yang diperkirakan sudah meninggal dunia terseret arus gelombang laut kawasan mancing Air Panas dan Tebing Walet Nanga Doro Kecamatan Hu’U Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Yuyun ditemui wartawan di rumahnya di Desa Dore Bara, Kecamatan Dompu, kebetulan sedang menemani sang kakak Nurul Imamah yang sepertinya sangat tidak kuat menerima informasi tentang kematian bapaknya. Terlihat Nurul lebih banyak menunduk dengan tatapan kosong dicekam kesedihan yang mendalam seakan hendak mengembalikan waktu agar bisa dilarangnya sang ayah untuk tidak pergi memancing. Perasaan yang sama menggeluti Yuyun, berharap dengan do’a semoga M. Saleh ayahnya tercinta tetap pulang ke rumah dalam kondisi masih hidup dan segar bugar.
Namun takdir berkehendak lain, hingga sekitar pukul 17.30 sore tadi aparat Kepolisian Resort Dompu bersama tim yang melakukan penyelaman untuk pencarian korban M. Saleh, dihentikan karena waktu sudah menunjukan malam serta factor cuaca maupun gelombang laut yang kian pasang.
Menurut Yuyun, ayahnya bertolak dari rumah menuju ke tempat pemancingan di laut kawasan Air Pans dan Tebing Walet yakni sekitar usai sholat Ashar atau sekitar jam 4.00 Wita. Katanya, sang ayah berangkat dengan beberapa orang teman sedesanya, salah satu diantaranya adalah Tauhid sang paman, atau adik ipar korban. “Saya tidak sempat melihatnya berangkat karena saya terus berada di kamar”, ungkap Yuyun nampak tegar menghadapi musibah yang menimpa keluarganya.
Menjawab pertanyaan wartawan, Yuyun mengaku ibunya tidak di rumah karena sedang menunggu sang bapak di lokasi pencarian di kawasan Air Panas bersama kerabatnya warga Desa Dore Bara. “Mama ikut menunggu papa di pinggir laut sana”, jawabnya. (Idin)