DOMPU – Hempasan Corona Virus Disease tahun 2019 (Covid-19) diakui telah memporak porandakan semua sisi dan sumber ekonomii di tanah air, tidak luput juga yang dialami oleh sejumlah kelompok usaha di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satunya adalah sektor pariwisata yang memang terlihat seakan hidup segan mati tak mau.
Andi Bachtiar A.Md. Par. Ketua DPRD Kabupaten Dompu mengakui bahwa pandemic Covid-19 sudah mengakibatkan Pariwisata di daerah ini terpuruk karena hampir seluruh Negara di semua belahan dunia menerbitkan travel warning agar rakyatnya tidak ada yang keluar negeri guna mencegah terjadinya penyebaran dan penularan virus corona.
Akan tetapi lanjut Andi, usaha pariwisata di Kabupaten Dompu tidak boleh mati hanya karena Covid-19 yang disebut mematikan itu. Katanya, Pemerintah harus duduk bersama untuk mengkaji dan mencari solusi guna sedapat mungkin mengupayakan agar industeri pariwisata tetap hidup.
Karenanya dia menghimbau kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dompu untuk menjalin koordinasi dengan pemerintah pusat yakni, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) guna mendapatkan berbagai program yang dapat meringankan beban bagi industri serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi virus corona.
Informasi yang diperoleh Ketua DPRD Dompu bahwa di Kemenparekraf, terdapat dana segar yang sangat besar diperuntukan sebagai dana dukungan terhadap industeri juga pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. “Jumlahnya ratusan milyar, kurang lebih Rp 500 milyar. Saya kira Dinas Periwisata Dompu bisa membuka komunikasi dengan Kemenparekraf agar dana tersebut bisa terkucurkan juga untuk Dompu”, sarannya.
Selain itu lanjut Andi Bachtiar, dalam menghadapi kasus global pandemic Covid-19 ini, dia mengajak kepada semua pengusaha muda di Kabupaten Dompu untuk belajar dari pengalaman Pemilik Rock Pool Bar & Restauran, Muhammad Ali. “Saya kagum dengan inovasi – inovasi yang dilakukan oleh bang Ali dalam usahanya untuk bertahan dari tiadanya kunjungan wisatawan mancanegara di kawasan wisata pantai Lakey”, ungkapnya salut atas upaya Muhammad Ali yang tidak ingin industeri priwisata mati akibat Covid-19.
Menurut Andi, dalam kondisi ini, pelaku pariwisata di Kabupaten Dompu membutuhkan sentuhan dari Pemerintah melalui pertemuan guna membahas jalan keluar yang harusnya dilakukan untuk melewati keterpurukan akibat Covid ini. “Pemerintah bersama pelaku pariwisata dan DPRD sudah saatnya untuk menantukan tempat duduk yang tepat, guna merumuskan solusi supaya pariwisata kita tidak benar- benar mati”, saran Ketua DPRD Dompu.
Dikutip dari “Harian NusaBali”, terdapat 280 usaha hotel dan restoran di Kabupaten Buleleng lolos tahapan verifikasi calon penerima hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI tahun 2020. Ratusan usaha hotel dan restoran tersebut dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima bantuan hibah pariwisata tahuakibat terdampak Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng, Made Sudama Diana, menyebutkan bahwa, total dana hibah Kemenparekraf untuk hotel dan restoran ini mencapai angka Rp 9,3 miliar. Adapun besaran yang diterima masing-masing hotel maupun restoran bergantung pada besarnya jumlah pajak yang dibayar ke daerah sejak tahun 2019 berdasarkan data yang ada di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) juga di Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). (Sri)