DOMPU, MATITINEWS.COM – Target pembangunan di sektor Kesehatan adalah mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah, menekan terjadi kematian bayi dan ibu saat melahirkan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Maman SKm, M.M.Kes yang dikonfirmasi melalui Kepala bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat, Inneke Kusumawati menyebutkan beberapa terobosan diyakini mampu menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Merujuk pada data kematian ibu selama beberapa tahun terakhir, diantaranya di tahun 2020 terjadi 1 kasus dan ditahun 2021 ada 7 kasus. Akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan AKI yang cukup signifikan. “Data pada tahun 2022 hanya ada 2 kasus dan 2023 terjadi 3 kasus,” urainya.
Selain itu Kabid Kesmas yang biasa disapa Yeyen ini menjelaskan adanya 3 (Tiga) kasus kematian ibu yang terjadi pada tahun 2023 yakni di wilayah kerja Puskesmas Dompu Timur, Puskesmas Dompu Kota dan Puskesmas Kempo. “penyebab kematiannya adalah Perdarahan Pasca Salin (HPP). Kasus ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keterlambatan dalam mengambil keputusan sehingga terlambat mendapatkan penanganan, terlambat sampai ke tempat rujukan karena kendala transportasi, serta terlambat mendapatkan penanganan karena terbatasnya sarana dan sumber daya manusia,” jelas Yeyen melalui aplikasi WA, Selasa 07/04/2024.
Mennurut Yeyen, ada beberapa terobosan yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu dalam menekan AKI dan AKB antara lain,
SMS Gate away
Bidan-bidan yang ada desa atau Puskesmas yang ingin merujuk pasien ke Rumah Sakit menghubungi pihak Rumah sakit, Via Telpon, SMS ( short messege service), dan WA group untuk menginformasikan lebih awal sebelum merujuk tentang kasus yang akan dirujuk, pendamping, serta tindakan yang sudah diberikan sebelumnya dan kepesertaan yang dimiliki oleh ibu hamil.
Manual Rujukan Maternal & Neonatal
Semua ibu hamil yang normal atau patologis dikelompokkan agar sesuai dengan alur rujukan yang akan dilakukan, dengan prinsip utama mengurangi kepanikan dan kegaduhan yang tidak perlu dengan cara menyiapkan persalinan (rujukan terencana) bagi yang membutuhkan , sementara bagi persalinan emergency harus ada alur yang jelas.
Pertolongan Persalinan dengan Enam Tangan
Semua persalinan baik di Puskesmas wajib di tolong oleh minimal 2 (dua) Bidan. Tujuannya untuk mengantisipasi jika terjadi komplikasi kebidanan atau hal-hal yang tidak diinginkan sehingga penanganaannya bisa cepat, tepat dan aman. Untuk tahun 2023 kepala dinas kesehatan sudah mengeluarkan surat edaran terkait Permenkes No. 21 tahun 2021 ke 10 puskesmas untuk merujuk semua sasaran ibu bersalin dari poskesdes ke puskesmas.
Penempatan Bidan
Penempatan bidan yang merata diseluruh dusun dan lingkungan, sehingga diharapkan sasaran ibu hamil di seluruh wilayah dapat dijaring dan diberikan pelayanan kebidanan secara masimal.
Kemitraan Bidan dengan Kader dan Dukun
Kader dan Dukun yang berada di desa bermitra dengan bidan, dan akan mendapatkan Reward jika dapat menjaring ibu hamil, membawa ibu hamil bersalin ke Poskesdes atau Puskesmas sekaligus ikut menjalankan tugasnya diatas. Reward yang diberikan berupa uang yang jumlahnya berbeda tiap-tiap desa.
Mengarahkan semua persalinan ke Puskesmas
Untuk mencegah komplikasi lanjut dan mempercepat proses rujukan sehingga dapat menekan AKI dan AKB di Kabupaten Dompu.
On The Job Training (OJT) dan melatih Update tentang Pelayanan Kebidanan (pelatihan gadar matneo, resusitasi BBL, OJT USG untuk dokter umum di Puskesmas, kalakarya MTBS, pelatihan ANC, OJT deteksi dini penyakit jantung bawaan kritis ( PJB Kritis), orientasi SHK, orientasi SDIDTK, sosialisasi metode kanguru, dll bekerja sama dengan organisasi IBI dan POGI Kabupaten Dompu dengan tujuan meningkatkan kompetensi bidan dalam penatalaksanaan kasus kebidanan.
Yeyen juga menyampaikan data kematian bayi kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu, tahun 2019 sebanyak 21 kematian bayi, tahun 2020 terjadi 36 kematian bayi, tahun 2021 terjadi 44 kematian bayi, tahun 2022 terjadi 65 kasus kematian bayi dan tahun 2023 terjadi 44 kematian bayi, penyebab kematian bayi tahun 2023 terbanyak karena Asfiksia (14 kasus), BBLR 13 Kasus, penyebab lain 7 kasus, sepsis 4 kasus, Diare 3 kasus, kelainan bawaan dan pneumonia masing masing 2 kasus, tetanus neonatorum 1 kasus. (Yi/*)