DOMPU, MATITINEWS.COM – Keprihatinan akan semakin hancurnya kawasan hutan di berbagai wilayah di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyulut semangat dari berbagai kalangan untuk mengembalikan fungsi hutan ini dengan melakukan penanaman atau penghijauan. Salah satu diantara pelaku ini adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ( STIE) Yapis Dompu. Aksi lembaga pendidikan ini berhasil melakukan penanaman sekitar 1000 (Seribu) pohon jenis Mahoni dan jenis Sengon. Mereka melakukan penanaman bibit pohon tadi pada kawasan hutan di Desa Mangge Na’e Kecamatan Dompu” jawab Furkan Direktur STIE YAPIS Dompu.
Gerakan yang mereka sebut dengan menanam satu pohon sejuta manfaat ini melibatkan seluruh sivitas akademika mulai dari Pengurus, Dosen, Mahasiswa dan Stakeholder baik yang kiblat langsung terhadap urusan lingkungan dan kehutanan maupun tidak. “urusan lingkungan dan hutan ini merupakan masalah bersama dan harus diselesaikan secara bersama”, ungkap Furkan
Menurutnya, aksi menanam satu pohon sejuta manfaat ini diprakarsai oleh sejumlah mahasiswa yang intens di bidang lingkungan dan hutan yakni para Mahasiswa Pencinta Alam (MAPA STIE), BEM STIE dan UKM STIE YAPIS DOMPU.
Disebutkan bahwa, kegiatan ini merupakan manifestasi dari Pelaksanaan terhadap Tridarma Perguruan Tinggi yakni dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, bahwa kampus bukan hanya melaksanakan proses belajar mengajar di kampus, tetapi kampus harus peka terhadap urusan-urusan sosial kemasyarakatan termasuk urusan menjaga keseimbangan hutan dan lingkungan.
“Gerakan menanam satu pohon sejuta manfaat ini menjadi alasan wajib bagi kami yang ada di kampus, karena alasan yang sangat asasi adalah terjadinya kerusakan hutan yang sangat masif khusus di daerah-daerah penyangga mata air. Kerusakan hutan yang masif ini terjadi di semua wilayah kecamatan dari utara ke selatan dan dari timur hingga ke barat”, urai Furkan.
Gerakan ini jelas Furkan, merupakan aksi balance (penyeimbang) karena di lain pihak ada gerakan anomali terhadap eksistensi hutan dan lingkungan. Oleh karena itu untuk mencegah pembabatan hutan yang lebih luas lagi maka harus ada upaya lain yakni aksi penyeimbang.
Dia berharap agar gerakan ini menjadi inspirasi bagi semua pihak sehingga hutan-hutan yang tersisa tetap lestari dan terjaga. Demikian pula dengan hutan yang sudah terlanjur digunduli agar segera terpikirkan oleh pihak yang berkompoten untuk melakukan reboisasi. “Tentu saja reboisasi ini harus melibatkan semua lapisan masyarakat”, jelas Furkan
Harapan paling besar hendak disampaikan oleh STIE YAPIS dari aksi menanam satu pohon sejuta manfaat yang sudah dilaksanakan pada hari Sabtu 18 November 2017 itu adalah, merubah mindset (pola pikir) mansyarakat dengan membangun kesadaran masyarakat tentang arti penting hutan dan lingkungan.
“Kita tahu bersama secara normatif bahwa hutan memiliki banyak fungsi antara lain, fungsi Klimatologis yakni untuk menjaga keseimbangan iklim dan sekaligus sebagai paru-paru dunia. Selain itu juga hutan memiliki fungsi Ekologis yakni dalam rangka menjaga erosi dan banjir, menjaga kesuburan tanah, menjaga kelestarian hayati. Serta manfaat hidrologis yakni menampung air hujan dan mencegah intrusi air asin, manfaat-manfaat seperti ini yang harus kita jaga dan kita rawat untuk keberlangsungan hidup anak cucu di masa mendatang, dan masih sangat banyak manfaat hutan yang tidak dapat dihitung secara matematis dan logika manusia” terang Furkan. (Rasya)