DOMPU, MATITINEWS.COM – Kawasan wisata mancing, Tebing Sarang Walet dan Air Panas ternyata sejak dalu sudah digandrungi oleh para pecinta olahraga memancing di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Konon, siapa pun pemancing yang datang ke sana, selalu pulang dengan hasil pancingan yang cukup memuaskan.
Tidak tanggung – tanggung, kakap merah, baronang dan sejenisnya dengan kisaran berat 5 kg sampai 10 kg menjadi pemikat yang selalu menunggu hadirnya para ahli memancing, walau mereka harus berusaha keras untuk melewati jalur yang dianggap cukup sulit diseberangi itu.
Mungkin sulitnya medan yang dilalui sebanding dengan pandangan mereka bahwa, memancing adalah sebuah aktivitas unik dan disebut sebagai olahraga yang konon dapat melepaskan segala kepenatan. Bahkan hebatnya lagi, segala kekusutan dan sumpeknya pikiran akan lenyap tatkala umpan di ujung senar pancing diterkam ikan. Terlebih ketika ikan itu ternyata berukuran besar dan berhasil ditarik keluar.
Di balik cerita – cerita seru akan besarnya ikan yang menerkam kail para pemancing, rupanya banyak jugaa kisah seram yang seringkali dirasakan oleh mereka yang datang memancing di Tebing Walet dan Air Panas. Antara lain berupa panggilan seakan dari seorang teman yang mengajak untuk pulang namun yang memanggil tidak kunjung datang.
Bagi mereka yang sudah sering memancing di Tebing Walet dan Air Panas, selalu mengingatkan kepada pendatang baru agar tidak terpengaruh oleh panggilan – panggilan tak bertuan (makhluk halus) yang menirukan ajakan untuk pulang. Karena apabila tergoda dengan panggilan itu, maka gelombang pasang menunggu untuk menyeret mereka ke dasar laut. Masalahnya, kecelakaan seringkali terjadi pada saat orang melintasi batu karang untuk keluar dari areal pemancingan. Apabila salah menghitung naiknya gelombang saat melintasi batu karang, orang pasti terseret arus pasang dan tamatlahriwayatnya.
Tragedi yang melekat di hati warga Kecamatan Hu’U yakni, peristiwa tewasnya M. Jafar warga Desa Daha pada tahun 1990 yang terjatuh dihempas gelombang pasang saat masuk ke Tebing Sarang Walet. Berhari – hari dilakukan upaya pencarian untuk menemulkan jasad M. Jafar namun tidak juga berhasil dan akhirnya pihak keluarga pun mengikhlaskan kepergiannya. Oleh masyarakat Desa Daha, M. Jafar dinyatakan hilang di tebing Sarang Walet.
Terjadi beberapa kasus kehilanngan di Kawasan Wisata Mancing Tebing Walet dan Air Panas yang tidak diketahui public, hingga peristiwa yang paling mengenaskan menimpa M. Ruslan warga Desa Ranggo Kecamatan Pajo. Ruslan adalah Pegawai pada salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Dompu. Ruslan meninggal karena terseret gelombang pasang dan ditemukan setelah upaya pencarian selama dua hari.
Kematian di Tebing Walet yang juga menggemparkan masyarakat Kabupaten Dompu yakni pada tahun 2017, Rio salah seorang Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dompu tewas diseret gelombang pasang. Saat itu Rio bersama beberapa sahabatnya berkemah di kawasan Air Panas. Ketika bagi membangunkan mereka dari tendanya, Rio mendekati tebing untuk membuat foto kenangan. Mungkin sudah janji ajal, seketika itu gelombang yang sangat tinggi dalam sekejap menyeret Rio ke dasar laut. Jasad almarhum Rio ditemukan setelah pencarian selama dua hari.
Di penghujung tahun 2019 yakni pada hari Sabtu tanggal 28 Desember, M. Saleh menemui ajalnya di Kawasan Wisata Mancing di Tebing Walet dan Air Panas. Diduga M.Saleh meninggal karena terseret gelombang pasang hingga ke dasar laut. Tim Basarnas Bima maupun Dompu sudah dikerahkan untuk mencari jasad korban namun, belum membuahkan hasil.
Pada hari ke empat, Sabtu 31 Desember 2019, pihak keluarga memutuskan untuk mencari Jasad M. Saleh dengan cara ghaib karena dianggap bahwa jasad M. Saleh disembunyikan oleh kekuatan ghaib. Dipimpin orang berkekuatan supranatural, gendang pun ditabuh di sepanjang pantai sekitar lokasi kejadian sembari sebagian lainnya berdzikir memohon kekuatan Allah untuk menampakkan jasad korban.
Kapolsek Hu’U Iptu Balok Suswantoro mengaku tetap siap untuk membantu mencari jasad korban, selama keluarga korban membutuhkan tenaga seluruh timnya. “tergantung keputusan pihak keluarga. Kami tetap standby untuk menyelam dan mencari jasad M. Saleh”, tegasnya
Banyak kisah mistis nan mengerikan dialami oleh mereka yang penah datang memancing dan berkemah di kawasan wisata Air panas dan Tebing Sarang Walet. Namun minat para pecinta mancing juga pecinta alam untuk memancing dan berkemah di sana tidak akan pernah surut. Beberapa hari ini memang belum ada yang berani masuk mancing dan berkemah, tapi tunggu saja dalam satu bulan setelah tragedi ini terlewati, orang – orang akan berbondong lagi untuk berkemah dan memancing di sana. Sepertinya Kawasan Air Panas dan Tebing Sarang Walet tetap memanggil korbannya. (Idin)