DOMPU, MATITINEWS.COM – Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tennggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah yang menyimpan banyak sumber daya untuk digarap sebagai ladang pendapatan bagi kesejahteraan masyarakat, diantaranya adalah industeri wisata. Hanya sayangnya industeri di sektor wisata ini pun belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah setempat. Akibatnya banyak potensi wisata di Dompu yang terabaikan, “Rade Mbolo” atau biasa disebut “Kuburan Batu” adalah satu dari banyak potensi wisata di Dompu yang belum disentuh.
Kuburan batu di Desa Hu’U sebenarnya sudah diketahui oleh public sejak lama namun pernah dilirik Pemerintah adalah ketika mantan Bupati Dompu H. Abubakar Ahmad SH meminta tim Arkeolog dari Bali datang untuk melakukan penelusuran dan penelitian terhadap peradaban yang terpendam di Desa Hu’U yakni pada sekitar tahun 2003. Pada masa kepemimpinannya, H.Abubakar Ahmad yang akrab disapa Ompu ini hendak menjadikan kawasan kuburan batu sebagai salah satu destinasi wisata budaya di Dompu.
Hingga hari ini, kawasan yang oleh para ahli Arkeologi memperkirakannya sebagai awal kemajuan peradaban masyarakat Hu’U pada sekitar 5000 tahun SM itu, masih seperti sebelum dilakukan penelitian. Sesekali ada kunjungan dari sejumlah wisatawan asing yang kebetulan mendapat cerita dari para Guide di kawasan wisata Lakey.
Ilyas Jakariah, salah seorang pelaku wisata sekaligus tokoh masyarakat di Kecamatan Hu’U menyebutkan, kuburan batu bisa menjadi tujuan wisata budaya yang akan sangat diminati oleh wisatawan mancanegara (Wisman) apabila tersentuh perhatian Pemerintah terutama dalam beberapa hal terkait infra struktur.
Sesuatu yang sangat unik dari kuburan batu ini adalah bentuk kuburannya yang melingkar seperti sumur dengan tutupannya adalah batu hasil pahatan. Batu tutupan pada kuburan yang juga disebut kuburan duduk ini Nampak seperti hasil pahatan yang menyerupai instrument music berupa gong.
Ilyas menceritakan, para ahli Arkeoloog yang pernah penelitian di sini menyebut struktur batu tutupan kuburan duduk ini cikal bakal kreasi alat music gong. “Semua kuburan di kawasan ini bertutup batu pahatan itu. Ada kurang lebih 1 hektar are luasnya”, jelas Ilyas Jakariah.
Para pelaku wisata di Lakey berharap agar Pemerintah dapat melirik kawasan kuburan batu atau kuburan duduk yang oleh masyarakat setempat menyebutnya Rade Mbolo ini sebagai salah satu potensi sumber daya yang dapat menggenjot pendapatan masyarakat dan Daerah di sector Pariwisata. “Masyarakat Dompu sangat siap menerima kehadiran wisman. Apalagi mereka yang datang ke Dompu tidak ada yang jalan telanjang. Mereka cukup paham dengan budaya kita di Dompu. Kalau mereka berbikini di pantai itu wajar saja”, tegas Ilyas menepis anggapan bahwa masyarakat Dompu tidak siap melihat wisman yang berpakaian bikini. (Rasya)