DOMPU – Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah buah dari perjuangan panjang yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Ulama dan rakyat Indonesia. “Karenannya secara bersama – sama kita pun wajib menjaga kemerdekaan ini” Ungkap Pimpinan Ponpes As-Salam, Ustadz Mujahidul Haq, saat diwawancarai wartawan usai Upacara Peringatan Kemerdekaan RI ke 75 tahun yang dilaksanakan di halaman Ponpes dengan Inspektur Upacara yakni, Komandan Korem (Danrem) 162/ Wira Bhakti (WB), Brigjen Ahmad Rizal Ramdhani.
Ustadz Mujahidul Haq, bercerita tentang pengalamannya pernah terjerembab dalam pemahaman radikal sehingga terlibat dalam jaringan fundamentalis radikalisme dan menjadi pelaku teroris lalu dipenjara karena hal tersebut.
Akibat aksi teroris yang pernah dilakukannya, Mujahidul Haq mengaku pernah divonis penjara empat (4) tahun kurungan dan ia jalani hanya tiga setengah tahun. Dia dilepas lebih awal enam bulan karena mendapat potongan remisi. “Saya mantan napi terorisme”, akunya.
Berkat interaksi dan pendekatan maupun bimbingan yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) terlebih peran jajaran Kodim 1614 Dompun dan Korem 162 / Wira Bhakti, membuatnya sadar bahwa NKRI ini didirikan Rakyat, Tentara dan ulama, sehingga untuk menjaga kemerdekaan ini, wajib juga dilakukan bersama-sama oleh tiga elemen tersebut.
Pimpinan Ponpes As – Salam menegaskan bahwa sejak awal berdirinya Ponpes tersebut, tidak pernah melaksanakan upacara bendera termasuk upacara 17 Agustus dalam rangka memperingati Kemerdekaan RI. Hari ini adalah pertama kalinya Ponpes ini melaksanakan Upacara Bendera. (Idin)