DOMPU, MATITINEWS.COM – Zat besi merupakan salah satu zat gizi senyawa penting dari berbagai protein dan enzim yang terlibat dalam metabolism tubuh, seperti dalam transpor oksigen, metabolisme energi, fungsi antioksidan, dan sintesis DNA.
Ida Fitriani, Kasubid Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten Dommpu NTB menjelaskan, dengan pemenuhan kebutuhan zat besi dalam tubuh, maka dapat meningkatkan prestasi di sekolah dan prestasi di bidang olahraga. Katanya, usia remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa dimana kebutuhan gizi untuk tubuh meningkat lebih banyak. Salah satu kebutuhan gizi yang paling dibutuhkan pada usia remaja ini adalah zat besi, terutama untuk remaja perempuan.
“perempuan ketika memasuki usia remaja tentu dia akan mengalami menstruasi setiap bulannya, yang artinya tubuh akan kehilangan zat besi melalui darah yang keluar saat menstruasi. Inilah penyebab sehingga kebutuhan zat besi pada remaja perempuan lebih besar daripada remaja laki-laki. Zat besi yang tinggi dibutuhkan tubuh untuk mengkompensasi kehilangan zat besi saat menstruasi”, jelas Fitriani.
Dia juga menjelaskan bahwa, berdasarkan data Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bidang Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) disebutkan, remaja perempuan mengalami kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg per bulan atau 0,4-0,5 mg zat besi per hari karena menstruasi. Oleh sebab itu, cadangan zat besi dalam tubuh pada remaja perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan remaja laki-laki. “Kebutuhan zat besi yang tinggi juga diperlukan untuk memperluas volume darah karena pada usia remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat”, katanya.
Menurut Fitriani, untuk menggantikan kehilangan zat besi selama menstruasi, kepada para remaja putrid disarankan untuk mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung lebih besar zat besi. Karena apabila kebutuhan zat besi tidak terpenuhi, maka akan berisiko terjadinya kekurangan zat besi dan dapat berujung kepada anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi dapat terjadi ketika cadangan zat besi dalam tubuh habis dan penyerapan zat besi dari makanan sedikit, sehingga tubuh memproduksi lebih sedikit sel darah merah. Anemia pada masa remaja dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan kekebalan tubuh.
Tidak lah mengherannkan apabila banyak ditemukan remaja perempuan mengalami anemia karena tingginya kebutuhan akan zat besinya, terlebih akan sangat buruk lagi kalau kebiasaan makannya yang buruk dan tidak memperhatikan gizi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, diketahui sekitar 22,7 persen remaja perempuan usia 13-18 tahun di Indonesia mengalami anemia, sedangkan untuk remaja laki-laki sebesar 12,4 persen. (Amar)