DOMPU, MATITINEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Dompu dipastikan akan tetap melakukan berbagai upaya positif dalam rangka menyambut datangnya bantuan 1000 ekor sapi Brahman Cross dari Negara sahabat New Zeland. Hal ini dibuktikan dengan persiapan sumber pakan hijauan yang cukup yakni, penanaman pakan hijauan di beberapa wilayah di Kabupaten Dompu berupa leguminosa, menanam rumput raja, rumput gajah atau setaria.
“untuk selanjutnya, bisa juga memanfaatkan limbah pertanian yaitu limbah jagung, kedelei, padi, dan tebu dengan cara membuat dalam bentuk hay atau silase. Dari pabrik gula dapat memanfaatkan tetes tebu sebagai tambahan atau campuran pembuatan pakan”, ungkap Drh. Khairul Akbar , M.Si. Kasubbid Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Bappeda dan Litbang Kab. Dompu.
Beberapa hal penting yang harus dilakukan sebelum ternak bantuan itu datang adalah dengan memastikan apakah ternak dimaksud fungsi reproduksinya bekerja normal atau tidak. “Hal ini harus diperiksa oleh tenaga medis atau paramedic terlatih di bidangnya”, lanjut Khairul Akbar.
Guna melengkapi pemahaman masyarakat dalam perencanaan pengembangan sapi Brahman Cross di Kabupaten Dompu, rupanya telah dilakukan study Banding di PT. Karya Anugerah Rumpin (KAR) Bogor. Model yang diterapkan dalam pelaksanaan pengembangan sapi Brahman Cross menghasilkan ternak sapi yang memiliki pertumbuhan baik dan tahan terhadap iklim tropis serta tahan terhadap penyakit atau hama penyebab penyakit, kutu dan tungau. Oleh karena itu, sapi ini cocok untuk dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.
Menurut Drh Kahirul Akbar, karena asalnya sapi brahman cross ini dilepas pada padang penggembalaan, sehingga pemeliharaan di Inronesia khususnya Kabupaten Dompu harus diadaptasikan terlebih dahulu dengan dipelihara pada kondisi alam yabg cocok. dalam hal ini kondisi padang penggembalaan Doroncanga sangat cocok. Untuk setiap 25 ekor betina diberikan pejantan 1 ekor. Pejantan yang digunakan tersebut diharapkan memiliki libido yang baik dan produksi semennya bagus.
“Selain itu, agar senantiasa memperhatikan pedet (anaknya) karena sapi Brahman Cross tidak memiliki sifat keibuan yang baik. sebaiknya pedet tetap diberikan kolostum walaupun dipisahkan dengan induknya. demikian pula yang lainnya baik menyangkut manajemen pemeliharaan saat bunting sampai pasca melahirkan”, urai Khairul Akbar.
Pemeliharaan sapi Brahman cross ini merupakan periode yang sangat penting dan sangat menentukan, lanjut Khairul Akbar, Oleh karena itu, peternak atau kelompok ternak harus menaruh perhatian penuh pada sapi bakalan ini, setidaknya sampai sapi brahman cross berumur satu tahun. “Hal ini penting agar perkembangan selanjutnya bagus”, tegasnya. (Rasya)