MATARAM — Waspadalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) karena setelah seseorang disuntik vaksin antivirus Covid-19 Sinovac, bukan berarti oknum tersebut langsung kebal akan virus Corona ternyata tidak, buktinya Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) Kota Mataram dr. H. Usman Hadi dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, padahal beberapa hari sebelumnya dia disuntik vaksin Sinovac tahap pertama.
“Saat ini sedang menjalani perawatan intensive di Rumah Umum Daerah (RSUD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)”, ungkap Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram, I Nyoman Suwandiasa, seraya membenarkan bahwa Kadikes Kota Mataram terpapar Covid-19.
Kadikes Kota Mataram rupanya tidak sendirian dirawat tim medis RSUD Provinsi NTB, bersamanya sang isteri juga ikut dirawat karena positif terinfeksi virus Corona.
Kasus ini cukup menjadi perhatian public sebab pada hari Senin 18/01 lalu Kadikes Kota Mataram disuntik vaksin antivirus Covid-19 Sinovac. Khabarnya dia memperoleh vaksin di Puskesmas Pejeruk, Kota Mataram.
Menghadapi fakta seperti ini, Nyoman menjelaskan, secara teori medis bahwa, antibodi terbentuk setelah 14 hari pasca mendapatkan vaksin yang kedua. Sedangkan dr. Usman Hadi baru menjalani vaksin pertama belum divaksin untuk tahap kedua.
Menurut Nyoman, sesuai prosedur seharusnya pada 14 hari usai divaksin pada 18/01, Kadikes Kota Mataram dijadwalkan untuk mendapatkan vaksin antivirus tahap kedua. Dimana pada tahap vaksinasi kedua itulah terbentuknya kekebalan tubuh dari Covid-19
“Karena antibodinya belum terbentuk sehingga beliau terpapar. Yang salah bukan vaksin antivirus sebab pak Kadis terpapar sebelum antibody terbentuk dengan sempurna. Untuk itu, selalu dihimbau supaya setiap selesai divaksin harus tetap menerapkan protocol kesehatan (prokes)”, terangnya
Untuk mencegah terjadinya penyebaran dan penularan Covid-19 di kalangan pejabat Pemkot Mataram, tim gugus tugas langsung melakukan tracing contact terhadap personil yang punya riwayat kontak erat dengan Kepala Dikes Kota setempat.
Kendati demikian, belum ada himbauan dari tim gugus tugas tentang siapa saja yang harus diambil sampel swabnya untuk diuji di laboratorium. Tracing contact ini juga difokuskan di lingkup Dinas Kesehatan Kota Mataram. (Ju)