MATARAM, MATITINEWS.COM – Kunjungan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiago Salahuddin Uno di Nusa Tenggara Barat (NTB) hari ini tidak seperti biasanya. Bahkan ketika hendak berkeliling 3 Gili, Menparekraf harus siap berenang sejauh 100 meter agar bisa masuk ke Gili Trawangan.
Rabies Kembali Makan Korban, 1 Orang Meninggal di Kempo
Iya, Menparekraf ditemani Gubernur NTB DR. Zulkiflimansyah harus berenang sejauh 100 meter dari perahu yang ditumpanginya ketika akan bersandar di Gili Terawangan. “Kami berenang untuk menikmati keindahan spot air laut yang jernih dan bersih di 3 Gili, dan merasakan suasana yang nyaman untuk mendapatkan masukan dari pelaku pariwisata disini”, kata Menparekraf yang didampingi Gubernur, dalam kunjungan kerjanya ke NTB dalam rangka dialog dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, Kamis (6/5/2021) di Gili Terawangan.
Ditawarkan Paket wisata Lombok-Sumbawa Ramah Pandemi Covid-19
Kehadiran Sandiago Salahuddin Uno di NTB kali ini adalah untuk memastikan geliat kembalinya industri pariwisata di NTB baik di Pulau Lombok maupun pulau Sumbawa terutama 3 Gili di Kabupaten Lombok Utara,
PT STM Diingatkan Untuk Perhatikan Lingkungan dan Berdayakan SDM Lokal
Pemerintah meyakini bahwa pintu wisata di daerah ini akan dibuka pada tanggal 17 Mei mendatang. Sehingga diharapkan wisatawan dapat berkunjung dan berlibur ke Gili. Namun, harus tetap menerapkan protokol kesehetan dalam mencegah terjangkitnya Covid-19. “Kami berkomitmen untuk bangkitkan dan pulihkan pariwisata di Gili, dengan beberapa program yang diharapkan dapat langsung dirasakan oleh masyarakat,”jelasnya.
Menteri PPN/ Bappenas Dorong Terwujudnya Program Industrialisasi di NTB
Program strategisnya dalam membangkitkan kembali industri pariwisata yang selama ini terhempas Covid-19 adalah memperbanyak event yang diminati wisatawan dalam negeri. “Selama ini yang dilakukan fokus terhadap wisatawan mancanegara. Padahal masih banyak wisatawan nusantara yang belum tersentuh”, ungkap Sandiaga.
Rencananya juga akan dibangun travel patten, karena Gili merupakan Zona hijau, yang dapat diinterkoneksikan dengan zona hijau lain seperti di Sanur Bali. Membangun kerjasama untuk menjual paket agar bisa menjadi alternatif sementara saat pandemi.
“Termasuk berbagai fasilitas dan sarana prasarana dan penguatan ekonomi kreatif menjadi perhatian khusus kami, karena ini destinasi dunia,”tutupnya
Gubernur Doktor Zul, mengapresiasi semangat pemerintah pusat memberikan perhatian untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata di NTB.
Diakui Doktor Zul, bahwa kunjungan Menteri Pariwisata sudah kedua kalinya ke NTB. Kepedulian ini harus benar-benar dijaga sehingga kedepan banyak program yang dapat membatu pelaku pariwisata memulihkan kembali geliatnya.
“Saya juga memberikan Apresia kepada Bupati dan Wakil Bupati telah bersinergi bersama masyarakat setempat untuk dapat menjaga wilayahnya tetap dalam zona hijau. Ini menjadi modal untuk pariwisata,” kata Doktor Zul.
Beberapa pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif menyambut baik kunjungan ini. Sehingga usulan konkrit dan masukan dapat segera di eksekusi oleh Pemda dan pusat.
Sebelumnya, dalam dialog Ketua Assosiasi 3 Gili, Lalu Kusnawan mengaku sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin di area deetinasi wisata. Termasuk SOP untuk memasuki Gili telah dibuat bersama. “Bahkan Kita sudah vaksin masal sebanyak 3.500 pelaku pariwisata,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan pelaku pariwata terus berbenah dalam rangka upaya menggeliatkan pariwisata di KLU.
Mewakili rekan-rekannya ia meminta pemerintah juga membangun fasilitas umum seperti puskesmas yang layak dan berstandar untuk wisatan dan masyarakat di 3 Gili.
Ditambahkan Lalu Suratman pelaku pariwisata 3 Gili, berbagai upaya dan langkah telah dilakukan untuk memulihkan pariwisara. Sehingga ia meminta kolaborasi dan sinergi bersama semua steak holder baik pusat dan daerah merecovery pariwisata agar membangkitkan ekonomi masyarakat juga.
Menurutnya KLU terutama di 3 Gili harus memiliki Kultur sebagai branding destinasi wisata. Misalnya sport tourizem, untuk menggelar event motorcross. ” Apalagi wilayah di KLU cukup layak untuk event itu,”pintanya.
Karena menurutnya, membranding destinasi itu perlu waktu. Minimal 4 tahun. Sehingga nantinya akan terkenal.
Turut hadir dalam kunjungan kerja Menparekraf, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Wakil Bupati KLU, Kapolres KLU bersama rombongan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (diskominfotik_ntb)