DOMPU, MATITINEWS.COM – Masalah stunting pada anak dapat dihindari sejak awal yakni dengan mengetahui lebih awal tentang kehamilan sang ibu sampai pada usia bayi dua tahun partama kehidupannya. Stunting di awal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa.
Ida Fitriani Kasubid Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kepada wartawan mengemukakan bahwa, ada beberapa tindakan standar yang dapat dilakukan untuk mengatasi bahkan untuk mencegah anak dari kasus stunting, terutama melalui Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM).
Salah satu intervensi yang harus dilakukan dalam program PKGBM adalah tentang perubahan prilaku masyarakat, kemudian program Kampanye Gizi Nasional (KGN). Program KGN perlu dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh, seperti melakukan aktivasi posyandu – posyandu dan pemberian pengetahuan tentang gizi anak, mulai dari makanan apa saja yang boleh untuk bayi di atas enam bulan, bagaimana tekstur yang baik, berapa banyak yang harus diberikan, termasuk pengetahuan pentingnya ASI eksklusif.
Selain itu, lanjut Fitriani, para ibu hamil tak hanya diwajibkan periksa secara berkala dan diberi tablet penambah darah, tapi juga diberikan penyuluhan melalui kelas pendukung ibu. Tujuannya, agar ibu mengetahui perkembangan kehamilannya dan bisa lebih menjaga kondisi kehamilannya. Pasalnya, stunting sangat dipengaruhi oleh seribu hari pertama kehidupan, dimulai dari dalam kandungan.
“Kalau ibunya sehat, janinnya juga sehat. Jadi, kita kasih tahu apa saja yang harus dilakukan selama kehamilan. Makanan apa yang baik dikonsumsi. Jangan sampai ibu hamil kurang gizi, kan bisa memengaruhi janinnya juga”, urai Fitriani (Amar)