DOMPU, MATITINEWS.COM – Pihak keluarga Jamiun (13) pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ditemukan tewas dalam kondisi layaknya orang gantung diri, Sabtu (12/05) pagi tadi menolak untuk dilakukan outopsi. Orang tua mengikhlaskan kepergian putra bungsunya tersebut dan menganggapnya sebagai musibah.
“Kami sudah berupaya membujuk keluarga korban guna dilakukan visum atau outopsi akan tetapi ditolak. Kelurga sudah mengiklaskannya,” terang Kapolsek Woja Ipda Rusdi, SH.
Kata Rusdi, keluarga bahkan menyanggupi untuk membuat surat pernyataan tidak keberatan dengan kejadian tewasnya Jamiun.
Rusdi mengungkapkan, dari hasil awal olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan oleh aparat Kepolisian, tidak ditemukan kejanggalan maupun tanda-tanda kekerasan. Besar kemungkinan jika korban murni bunuh diri. “Kami belum tahu pasti apa yang menjadi motif korban melakukan bunuh diri. Rencananya korban akan langsung dimakamkan hari ini juga,” katanya.
Sebagaimana diberitakan sebumnya, Jamiun ditemukan tewas tergantung di rumah panggung kosong di Dusun Marampa, Desa Saneo, Kecamatan Woja pada Sabtu (12/05) sekitar pukul 06.00 wita. Korban pertama kali ditemukan oleh Ramlah (63) yang merupakan ibu kandung korban.
Siswa pelajar SMP anak ketiga dari tiga bersaudara ini, ditemukan tewas dengan cara tergantung seutas tali nilon yang melilit dilehernya.
Saat kejadian, Ramlah (ibu kandung) hendak mengambil terpal yang di simpan dirumah panggung miliknya yang sudah satu bulan tidak ditempatinya. Awalnya, Ramlah mulai curiga melihat gembok pintu rumah yang sudah tidak ada.
Ramlah semakin curiga ketika mendapati pintu rumah yang terkunci dari dalam. Dengan berbagai upaya, ibunya pun berhasil membuka kunci rumah dan mendapati anaknya yang sudah tidak bernyawa. (Mory)