MATARAM, MATITINEWS.COM – Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh Kepala Daerah agar lebih intensive untuk melakukan Langkah pengendalian terhadap pandemi Covid 19 menjelang libur hari raya. Hal ini disampaikan Presiden terkait kasus pandemic baru yang melanda India, Turki dan beberapa negara benua Amerika seperti Brazil, Meksiko dan negara di Uni Eropa.
Harapan ini disampaikan Presiden karena mengingat trend ekonomi Indonesia yang sedang menggeliat, sehingga semua pihak dituntut untuk mewaspadai terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di tanah air.
Pangdam Udayana Perintahkan Jajaran TNI Untuk Selamatkan Hutan dari Perladangan dan Perambahan
“Apabila ditemukan adanya kasus positif terjangkit covid-19 sekecil apapun harus mampu ditekan agar tidak terjadi penyebaran dan penularan lebih jauh”, Perintah Presiden Jokowi melalui virtual meeting di Istana Negara yang diikuti seluruh kepala daerah se Indonesia, Rabu, 28/04. TNI POLRI Kawal Vaksinasi Lansia di Puskesmas Ranggo
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi menyoroti tentang libur Panjang berkenaan dengan suasana lebaran dan idul fitri 1442 H yang dikhawatirkan akan memicu terjadinya lonjakan kasus baru penyebaran Covid-19. Alan Rooney masuk Islam tanpa pernah bertemu Muslim
Karenanya Presiden menegaskan tentang pentingnya pembatasan kegiatan skala mikro dan penerapan protokol kesehatan 9Prokes) karena kenaikan angka positif cenderung terjadi pada saat libur panjang. Jokowi menyebut, libur Paskah beberapa waktu lalu menaikkan angka positif hingga dua persen.
Menurut Presiden bahwa, beberapa daerah juga sudah terpantau naik sehingga menjelang libur hari raya ini diminta agar lebih waspada dengan mengikuti angka dan kurva kenaikan di tiap propinsi dan kabupaten / kota bersangkutan.
Terkait larangan mudik, Presiden menyampaikan tentang upaya sosialisasi yang terus menerus selama ini, sudah bisa menurunkan angka pemudik dari 89 juta menjadi 18,9 juta orang sehingga, pengaturan dan pengendalian mudik tidak lagi seperti tahun lalu yang membuat kenaikan angka kasus hingga 98 persen.
Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian, Jokowi juga mengingatkan agar daerah terus melakukan vaksinasi sesuai target yang ingin dicapai. Sampai dengan 27 April, dosis vaksin yang disuntikkan baru mencapai 19 juta dosis dari target Juli mendatang 70 juta orang.
Pengendalian pandemi ini dilakukan agar tidak mengganggu perkembangan ekonomi yang makin membaik. Seperti dikatakan Jokowi, pada Januari kasus harian pernah mencapai 14 ribu dan turun menjadi 4 ribu kasus sehingga kondisi ekonomi mulai Maret dan April normal.
“Artinya dengan pertumbuhan yang baik di kuartal kedua tahun ini, target pertumbuhan lima setengah persen optimis akan tercapai”, ujar Jokowi.
Indikasi ini terlihat dari purchasing manager index dengan bergeraknya industri, pabrik dan manufaktur sebesar 53 poin dari sebelum pandemi dia angka 51. Tingkat konsumsi listrik masyarakat juga mulai naik 3,3 persen. Impor barang modal juga naik 33,7 persen yang sebelumnya negatif.
Begitu pula index keyakinan konsumen naik 93 persen, index penjualan retail naik 182,3 persen. Presiden juga mengingatkan belanja APBD untuk modal segera dipercepat karena sampai Maret baru terealisasi lima persen sementara transfer anggaran pusat 182 triliun masih mengendap di bank daerah. “Bansos dan BLT desa segera dicairkan agar perputaran uang mendorong ekonomi”, jelas Jokowi. (kominfotik NTB)