DOMPU, MATITINEWS.COM – Pandemi Covid-19 atau virus Corona yang menimpa berbagai negara di dunia termasuk di tanah air, diakui membawa dampak yang cukup besar pada perubahan aktivitas perindusterian dan perdagangan. Tidak hanya di kota – kota besar, akan tetapi juga dirasakan oleh semua lini bisnis di daerah termasuk di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ir. Rahadian Yamin, salah seorang pengusaha berhasil di Kabupaten Dompu yang menyempatkan diri untuk diwawancarai wartawan justeru ikut mempertanyakan, masih adakah orang yang pergi belanja di pasar Dompu. Artinya lanjut dia, penjual kangkung saja ikut terimbas kasus Covid-19, apalagi para pebisnis besar lain. Katanya, bisnis apapun saat ini, bisa saja bangkrut terkena imbas dari kasus Covid-19.
Menurut Rahadian, perusahaan yang merasakan langsung dahsyatnya imbas Covid-19 ini adalah mereka yang bergerak di bidang transportasi terutama angkutan darat. Pasalnya, penerapan Contact Distancing membuat orang enggan menggunakan jalur transportasi darat. “Mereka jadinya banyak yang tidak berani memakai jasa angkutan darat”, ungkap Pemelik Pabrik Air Mineral Marina dan SPBU Karijawa yang lebih dikenal Baba Chung ini.
Demikian pula bisnis transportasi yang sudah lama digelutinya, juga mengalami penurunan yang sangat drastis. Untungnya saja, bisnis transportasi yang dia kelola bergerak di bidang jasa transportasi barang yang tentu saja tidak terhambat oleh penerapan contact distancing. “Hanya saja tidak ada lagi pengiriman barang dari Jawa ke NTB hingga NTT”, tukas Baba Chung yang didampingi kuasa Hukumnya Muhammad Nukman SH.
Berkat tingginya produksi Jagung di kalangan petani, sehingga kebutuhan akan jasa transportasi penitipan barang masih sangat tinggi di Kabupaten Dompu, tidak heran kalau permintaan kendaraan untuk pengiriman barang masih tinggi.
“berapa pun kendaraan yang tersedia, stok jagung masih sangat banyak untuk dikirim ke Jawa. Persoalannya lagi, kami kesulitan dapat penitipan barang dari jawa untuk ke NTB terutama Dompu dan Bima. Masalahnya di Jawa pabrik dan toko pada tutup semua”, urai Baba Chung (Ju)