DOMPU, MATITINEWS.COM – Bupati Dompu Drs. H. Bambang M. Yasin mengaku masih bertanya dalam dirinya, kenapa dia memilih datang untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Dompu dan harus meninggalkan pekerjaannya di Pontianak, Kalimantan Timur yang diyakini mampu menghasilkan uang puluhan milyar.
Ungkapan ini disampaikan Bupati Dompu HBY saat menjadi pembicara tunggal pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Dompu 11/02 di Homestay milik Wakil Ketua PWI Cabang NTB, Abdul Muis SH di Selaparang.
Pada kesempatan ini HBY mengaku masih sangat banyak sektor lain yang belum mampu dia bangun dengan maksimal kendati sudah diletakkan fondasi untuk dilanjutkan oleh Pemerintah yang akan menggantikannya nanti.
Menurut HBY, ternyata waktu sepuluh (10) tahun atau dua periode menjadi Bupati bukanlah waktu yang cukup panjang untuk membangun sebuah daerah. “Kendati demikian kita harus mengakui bahwa data Statistik menjadi fakta bahwa terjadi peningkatan kesejahteraan di masyarakat Kabupaten Dompu pada 10 tahun terakhir”, ungkap HBY.
Kendati belum menyadari akan pilihannya menjadi Bupati Dompu namun, HBY mengakui bahwa dia tidak akan dikenal dengan baik oleh Presiden RI dan para Menteri apabila dia masih menjadi pengusaha di Kalimantan sana.
HBY berkisah bahwa, jauh sebelum dia datang dan terpilih menjadi Bupati Dompu, HBY rupanya sudah melirik kondisi perputaran ekonomi di Pulau Sumbawa seperti, kondisi pelabuhan di Bima, Sumbawa dan terlebih lagi di Pelabuhan Kempo Soro yang tidak pernah dimanfaatkan.
Kini lanjut HBY, masyarakat petani Pulau Sumbawa mampu memproduksi jagung jauh di atas dua (2) juta ton. Sehingga aktivitas beberapa pelabuhan tadi menjadi sangat bergerak. “Dulu kapal yang ngantar barang ke Pelabuhan Bima dan Sumbawa, harus pulang kosong. Sekarang, justru dibutuhkan lebih banyak lagi kapal yang akan memuat jagung produksi petani kita”, ungkapnya.
Selain jagung disebut telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, HBY memiliki satu kebahagian lain dari berhasilnya program budidaya jagung ini. Kebahagiaan itu adalah banyak Bupati maupun Gubernur di tanah air yang tertular sehingga mau datang ke Kabupaten Dompu untuk belajar budidaya jagung.
Bupati HBY yang biasanya dikawal oleh banyak pejabat, kehadirannya di arena Sarasehan PWI hanya ditemani Deni ajudan dan Juned sopir bersama Rinto fotografer dari Bagian Protokol Sekretariat Daerah (Setda). “Memang semua ada masanya. Untuk itu dari beberapap pekan lalu saya pindah dari Pendopo untuk belajar menjadi diri sendiri. Saya juga sudah bikin SIM A dan SIM C di Polres Dompu”, urai Bupati Dompu yang masa bhaktinya akan berakhir pada lima (5) hari lagi.
Memasuki penghujung masa bhaktinya yang tinggal lima (5) hari ini, Bupati HBY berpesan kepada seluruh wartawan anggota PWI agar tetap bekerja dengan profesional sebagai agen perubahan. “Jaga integritas itu yang paling utama”, tegasnya.
Pada Sarasehan ini, Bupati HBY mendapat piagam penghargaan dari PWI Kabupaten Dompu. Piagam ini sengaja diberikan di akhir masa jabatannya agar tidak muncul pandangan negatif di tubuh PWI. “kami tidak pernah memberi piagam seperti ini kepada para Bupati sebelumnya”, tegas Wakil Ketua PWI Cabang NTB Abdul Muis SH. (Idin)