DOMPU, MATITINEWS.COM – Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan pengisian awal atau impounding di Bendungan Mila, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (17/01).
Kegiatan impounding itu ditandai dengan menekan tombol sirene serta penandatanganan prasasti oleh Dirjen Sumber Daya Air Dr. Ir. Hari Duprayogi, M. Eng, dengan didampingi oleh Bupati Dompu Drs. H. Bambang M Yasin, Kepala BWS Nusa Tenggara 1 Ir. Asdin Julaidin SE.MT, Kapolres Dompu serta Dandim 1614 Dompu.
Bendungan Mila merupakan satu kesatuan sistem dengan Bendungan Tanju (Raba Baka Kompleks). Pembangunan Bendungan tersebut dimulai pada Juli 2015 lalu lewat Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT Nindya Karya (persero) dan PT Hutama Karya (Persero) dengan anggaran Rp. 231.662.027.000.
“Anggaran pembangunan Bendungan Mila bersumber dari APBN melalui Kementrian PUPR Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1,” ujar Kepala BWS Nusa Tenggara 1 Ir. Asdin Julaidin SE.MT.
Dia menjelaskan, pembangunan Bendungan Mila adalah salah satu upaya Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktuk untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
Menurut dia, keberadaan bendungan Mila dengan volume tampungan 6,73 juta meter kubik ini dibangun untuk menunjang fungsi daerah irigasi Rababaka Kompleks.
“Melalui bendungan pengalih dan saluran Interbasin, kedua bendungan ini akan menampung kelebihan air sungai Rababaka,” katanya.
Untuk mengoptimalkan prmanfaatannya, Bendungan Mila di desain dengan type urungan zona inti tegak dengan tinggi 36 meter dan panjang puncak 178,5 meter dan luas genangan 99 hektar serta menggunakan pelimpah type overfllow tanpa pintu dengan lebar 10 meter. Intake bendungan bertupe drop inlet dialirkan memanfaatkan conduit pengelak.
Lebih jauh Asdin menjelasakan, Bendungan Mila nantinya akan mengairi Daerah Irigasi Rababaka seluas 1689 hektar guna meningkatkan intensitas tanam, selain itu bendungan ini juga berfungsi untuk menyediakan air baku 100 liter per detik dan mereduksi banjir sebesar 142,57 meter kubik per detik di wilayah Kecamatan Woja.
“Selain itu bendungan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Perikanan darat dan konservasi Sumber Daya Air di Kabupaten Dompu,” jelas Asdin.
Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Dr. Ir. Hari Suprayogi, M.Eng mengungkapkan, pembangunan bendungan merupakan salah satu program utama Kementrian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang bertujuan untuk mengkonservasi Sumber Daya Air.
Kata dia, hal itu dilakukan guna mensukseskan target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia yang ditargetkan di tahun 2045. Serta mendukung penyedian tampungan Indonesia yang termaktub dalam visium 2030, dimana Negara Indonesia menargetkan 1200 juta meter kubik perkapita pertahun.
“Saat ini Indonesia baru di atas Etopia. Indonesia sudah 50 juta perkapita per tahun, sementara Etopia baru 35 juta, dan yang berada di atas Indonesia adalah Thailand,” ujar Hari Suprayogi.
Pembangunan bendungan tersebut, diprogramkan untuk peningkatan pasokan air, khususnya di NTB. Sebagai lumbung pangan Nasional, NTB merupakan Provinsi yang memiliki bendungan terbanyak dengan rincian 9 bendungan besar dan 61 bendungan medium.
“Dengan adanya Bendungan Tanju dan Mila, maka NTB akan mempunyai 250 juta meter kubik tampungan yang bisa ditampung,” katanya.
Bendungan Mila dan Bendungan Tanju merupakan 2 dari 9 bendungan besar yang ada di NTB. Bendungan ini kata dia, selain mereduksi banjir dan menyediakan air baku juga akan menjadi tempat rekreasi.
Hari Suprayogi sangat berharap, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 dapat mengelola Bendungan Tanju dan Bendungan Mila agar nantinya dapat dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat.
Pada kesempatan itu, Hari Suprayogi juga menyampaikan apresiasi kepada warga NTB khusunya di Kabupaten Dompu yang telah banyak mendukung pembangunan Bendungan Mila denga baik sehingga pekerjaannya dapat terselesaikan. (Ifa/ADV)