DOMPU, MATITINEWS.COM – Tidak terpenuhinya kebutuhan akan micronutrient pada anak sejak 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting. Akibatnya seseorang menjadi Gagal Tumbuh, Gagal Kembang dan Gangguan metabolism (3G) Hal ini disampaikan Ida Fitriani, Kasubid Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Fitriani menyampaikan, apabila seorang anak tidak terpenuhi kebutuhan micronutrientnya, maka akan berimbas kepada tumbuh kembangnya organ – organ bagian dalam pada tubuhnya, terutama bagian otak. “Kalau sudah begitu, saat remaja ia akan mengalami gangguan metabolisme seperti maag dan oksigen di dalam otak tidak banyak sehingga bisa berakibat kecerdasannya kurang”, terangnya
Dijelaskan, ada dua penyebab masalah gizi bisa secara langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung bisa karena kurangnya asupan gizi atau mungkin karena mengalami diare. Adapun penyebab tidak langsung bisa karena ketersediaan air bersih kurang, mengalami masalah sanitasi dan terjadinya pernikahan dini.
“Kalau dia diare, meskipun keutuhan nutrisinya terpenuhi tapi asupan tidak cukup karena dia diare. Nah kalau dia menikah dini, cenderung tidak care terhadap anaknya,” ujar Fitriani.
Menurut Fitriani, anak yang mengalami stunting, IQnya berpotensi sangat berpotensi bahkan tidak sampai angka 90, sehingga kemampuan akademiknya rendah. Kata dia, nak stunting hanya mampu menerima pelejaran sampai kelas 3 SMP, selebihnya anak itu tidak akan mampu menerima pelajaran setingkat SMA. “Sekolah hanyalah sebuah siksaan bagi anak stunting, sangat mungkin menyukai tawuran dan narkoba”, urainya. (Amar)