MATARAM – Sedikitnya 60an orang massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Masyarakat (Ampera) hari ini Rabu, 02/12 melakukan unjuk rasa di Simpang Lima Lingkar Selatan (SLLS) Kota Mataram. Mereka menolak rencana kedatangan Muhammad Riziq Shihab (MRS) ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Aksi massa ini berlangsung sekitar satu jam dengan hanya berorasi mengitari tugu SLLS, sehingga menarik perhatian dari para pengguna jalan raya yang melewati jalur sekitar. Kendati demikian, massa yang tidak menghendaki kedatangan MRS ke NTB ini, tetap mengedepankan protocol kesehatan Covid-19, yakni seluruhnya tetap mengenakan masker guna mengantisipasi terjadinya penyebaran dan penularan Covid-19.
Kusnadi Unying salah seorang korlap pada aksi ini menyampaikan beberapa alasan atas penolakan mereka terhadap MRS dan revolusi ahlak yakni, selama ini masyarakat NTB sudah hidup dalam suasana harmoni dan tidak ingin terpecah belah. ‘’Penyambutan MRS oleh para pendukungnya tidak menerapkan protokol kesehatan dan ini sangat bertentangan dengan usaha pemerintah dalam mencegah Covid 19,’’ katanya.
Dalam orasi beberapa anggota massa aksi menyoroti konsep revolusi akhlak yang diusung MRS, karena berdampak pada penyebaran kebencian di tengah masyarakat sehingga akan dapat memicu konflik di setiap kegiatan. ‘’Oleh sebab itu, kami menolak kedatangan MRS di bumi seribu masjid ini karena kita sudah hidup rukun dan aman,’’ ungkapnya
Menurut para massa aksi, sikap mereka yang menolak MRS bukan berarti mereka membenci habib dan ulama. ‘’Namun kami menolak setiap pihak yang berusaha menghancurkan persatuan, kami tetap sangat mencintai habib dan ulama yang menyejukkan,’’ teriak mereka.
Kusnadi Unying menegaskan bahwa, aksi ini merupakan wujud dari penolakan terhadap segala bentuk provokasi sebab masyarakat NTB sudah hidup damai meskipun dalam keragaman beragama. “Kami tidak ingnin diadu domba dan dipecah belah,’’ urainya.
Terlebih lagi katanya, masyarakat NTB memiliki ulama-ulama yang kompatibel dalam mempererat persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat. Sehingga menurut massa aksi, kehadiran MRS sangat tidak diharapkan di NTB. ‘’Kami pemuda NTB menghadang kapanpun rencana MRS datang ke NTB,’’ ujar Korlap. (Idin)