DOMPU— Kasus kematian bayi di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selama rentang waktu dua tahun terakhir terhitung tahun 2019 – 2020 cenderung mengalami peningkatan. Hal ini diduga karena masih banyaknya ibu hamil yang lebih memilih merawat dan melahirkan di dukun beranak dan bukannya memilih bidan untuk teman melahirkan. Tercatat di Dinas Kesehatan (Dikes) setempat bahwa kasus kematian bayi cenderung meningkat terjadi di tahun 2019 dan 2020
Kasi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu, Sri Sumiatun yang dikonfirmasi wartawan menjelaskan, kasus kematian bayi di tahun 2019 sebanyak 21 kasus, dan di tahun 2020 sebanyak 31 kasus.
Kasus kematian bayi tersebut lebih banyak diakibatkan oleh gejala asfiksia, di mana pada saat melahirkan, bayi kekurangan oksigen dan cenderung tidak bisa bernafas dengan normal.
“namun, sangat mungkin hal ini juga terjadi karena ibu-ibu ini tidak melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan. Sehingga bayi yang baru lahir tersebut tidak mendapatkan penanganan sesuai protap melahirkan saat mereka ditemani bidan atau tenaga medis.” ujarnya.
Menurut Kasi Kesehatan Keluarga ini, meningkatnya kasus kematian bayi tersebut juga banyak dipengaruhi oleh keterlambatan para ibu hamil datang ke fasilitas kesehatan saat tibanya hari persalinan. Akibatnya bayi yang dilahirkan tersebut tidak mendapat pelayanan medis yang maksimal.
Kasi Kesehatan Keluarga yang akrab disapa Atun ini menghimbau kepada para ibu hamil agar secara rutin mengunjungi fasilitas atau balai kesehatan guna memeriksakan kesehatan kandungan dan bayinya sehingga setiap ada permasalahan selama masa kehamilan dapat diantisipasi dan obati dengan maksimal melalui proses medis. (Idin/Adv)